Bagaimana cara mengatasi anak yang sangat aktif atau hyperactive dan bagaimana cara mengatasi dampak negatifnya?


Mayoritas kasus hyperactive disebabkan oleh 2 hal, yaitu hyperactive karena ada gangguan di syaraf & hyperactive karena ada emosi negatif yang terpendam. Bisa juga gabungan dari kedua-nya. Untuk tahu apakah anak masuk kategori yang mana, bisa dibawa ke psikolog untuk di tes & di bawa ke dokter ahli syaraf untuk di periksa tentang kemungkinan gangguan syaraf.

Seandainya belum ingin ke psikolog atau ke dokter karena berbagai situasi, misalnya karena masalah waktu atau dana, di toko buku banyak buku2 yang membahas masalah hyperactive, misalnya buku yang membahas tentang autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan lainnya.

Tapi dalam banyak kasus, yang sering ditemukan adalah anak bukan hyperactive karena masalah syaraf, tapi karena ada emosi negatif terpendam.

Bagaimana cara mendeteksinya?

Ketika anak melakukan sesuatu secara berlebihan, ada beberapa kemungkinan. Bisa jadi karena keasyikan, bisa juga karena pelarian. Mari kita bahas yang karena pelarian.

Ketika seorang anak merasa sebel atau marah dalam hidupnya, karena berbagai hal, ada beberapa anak yang kemudian jadi murung, tapi ada juga yang tanpa disadari ingin menghindar dari perasaan tersebut. Akhirnya jadi berlarian atau main berbagai macam jenis mainan, karena ketika melakukan semua kegiatan itu, dia bisa lari dari perasaan sebel atau marah-nya tadi. Saat bermain, lupa sama marah-nya. Tapi setelah selesai bermain, jadi marah lagi. Lalu bermain lagi, dan begitu seterusnya.

Sampai akhirnya ketagihan untuk bermain mainan tertentu, seperti video game, computer, dan lainnya. Dan karena memang video game di ciptakan oleh perusahaan pembuatnya untuk membuat pemain ketagihan, anak jadi ketagihan dengan video game. Dan ketika video game-nya membutuhkan kecepatan anak dalam merespons game, anak jadi terbiasa merespons dengan cepat, sehingga ketika dalam kegiatan belajar membutuhkan respons yang lebih lambat, anak merasa kesulitan. Akhirnya memperparah kondisi hyperactive yang telah ada sebelum anak ketagihan bermain game.

Sehingga cara terbaik untuk menghindari hyperactive pada diri anak yaitu dengan menghindari game yang alur-nya cepat. Kemudian lebih sering berbicara empat mata (berdua saja) dengan anak tentang dirinya, bukan tentang apa yang dilakukannya.

Misalnya bukan bertanya tentang tadi habis ngapain di sekolah, belajar apa saja, dan lainnya. Tapi lebih banyak lagi bertanya apa makanan kesukaannya, warna kesukaannya, paling suka mainan apa, paling suka kalau sama Mama melakukan apa, dan lainnya.

Semakin anak merasa dekat dengan orang tua, semakin anak merasa dirinya di sayang, sehingga orang tua akan lebih cepat mendeteksi dan mengantisipasi jika ada emosi negative terpendam di dalam diri anak. Sehingga anak tidak perlu melakukan pelarian dari emosi-emosi negatif yang tidak seharusnya dirasakan oleh anak.

Semoga Membantu.

Syahriar Rizza
Terapis Hati

Tentang Syahriar Rizza
Terapis Hati

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: